
DIKI WAHYUDI/RADAR MANDALIKA JADI JUKIR: Seorang pemuda tengah mengambil biaya parkir di komplek pertokoan Sweta Mataram.
MATARAM – Jumlah pengangguran di NTB 84 ribu, penyumbang yang masih tinggi dari lulusan SMK mencapai 8 ribu atau sekitar 9,63 persen. Hal ini diakui oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB.
“Jumlah pengangguran ada 84 ribu se-NTB. Dari data itu SMK sebanyak 9,63 persen ,” ungkap Kepala Dinas Pendapatan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Rusman di Mataram kemarin.
Rusman menjelaskan, kontribusi pengangguran dari SMK itu memang tidak sebanding jika dilihat dari lulusan setiap tahun mencapai 20 an ribu. Artinya sebanyak 38 persen tidak terserap didunia kerja. Pihaknya masih sedang mengkaji jurussan apa yang paling banyak penyumbang pengangguran. Beberapa yang ditemukan diantaranya jurusan perkantoran hal ini disebabkan ternyata mereka banyak yang jenuh. Begitu pun dengan jurusan Teknologi Komputer Jaringan padahal jurusan ini salah satu juruan yang bergengsi namun setelah ditelusuri setelah lulus mereka agak kesulitan mendapatkan dunia usaha.
“Ini semua akan kita review,” katanya
Selain langkah mengkaji kembali, Dikbud mengaku saat ini juga sedang berusaha bagaimana mendekatkan mereka di dunia industri dengan cara menjalin kerjasama. Sebatulnya dari semua SMK mempunyai kerja sama dimana setiap mereka yang melakukan magang di dunia industri. Namun pihaknya juga berharap hubungan mereka tidak hanya sebatas kerjasama penempatan magang tetapi sekaligus bisa direkrut meski memang tidak bisa semuanya diserap.
“Kita akan mencari cara cara itu. Dan saya yakin mereka juga banyak yang mandiri. Mislanya buka salon, bengkel sehingga kedepan tidak lagi disebutkan SMK penyumbag pengangguran,” terang mantan Kadis DPMDP Dukcapil NTB itu.
Dikbud juga mengaku pihaknya tidak punya target menurunkan jumlah pengangguran dari lulusan SMK tetapi setidaknya pemerintah mampu menekan jumlah mereka tidak melebihi angka 5 persen.
“Yakinlah loncatan usaha itu punya harapan besar. Detidaknya jangan smapai melebihi lima persen. Ini yang kita sedang upayakan,” pungkasnya. (jho/r1)